Selasa, 11 April 2017

Robot Penyerang (PART II)

“rizki! rizki!” suara itu perlahan mulai terdengar nyaring, nampak seberkas cahaya bersinar aku pun mulai membuka mata, sedikit demi sedikit terlihat 2 orang yang sedang melihatku dan menekan nekan dadaku,
uhukk.. uhukk.. aku pun tersadar dengan keadaan lemah seluruh tubuhku basah kuyup dan terbaring di tepi sungai,
“kau tak apa kan?” tanya widya,
“ti..tidak” jawabku yang masih terbaring,
“ada apa denganmu? Kenapa kamu tenggelam?” tanya ilham,
“a..aku..” jawabku lalu terpotong oleh perkataan widya,
“sudahlah kak dia baru sadar nanti saja kita tanyanya” widya mengalihkan perhatian,
“baiklah, ayo! Kita tidak bisa berlama lama disini karena robot – robot itu pasti melacak kita” kata ilham sambil membantuku untuk bangun widya juga ikut membantu,
Berjalan menyusuri hutan aku tidak tahu arah tujuan mereka, aku hanya mengikuti mereka dibelakang,
“kita sebenarnya mau kemana?” tanyaku,
“kita..emm..” jawab ilham sembil berpikir,
“kita tidak punya tujuan?” tanyaku lagi,
“sepertinya begitu” katanya lagi,
Tiba – tiba terdengar suara langkah kaki, sepertinya cukup banyak orang yang berjalan,
“ssttt.... cepat kesini!” kata ilham dengan mengajak kami bersembunyi di sebuah pohon,
Ilham pun sedikit demi sedikit mencoba untuk melihat segerombolan orang tapi sepertinya orang – orang itu tahu bahwa mereka sedang dimata matai oleh kami, mereka pun langsung menyiapkan senjata laras panjang dan langsung menembaki ke arah pohon tempat kami bersembunyi ilham pun langsung melepaskan beberapa peluru,
“keluar kalian! Siapa pun disana” kata seseorang disana,
“bagaimana?” kata ilham perlahan,
“kita keluar” balas widya,
Kami pun keluar ternyata mereka hanya berdua aku sempat terkejut, mereka mulai mendekat,
“siapa kalian?” tanya salah satu orang itu,
“kami kabur dari penjara” kataku,
“baiklah, ikut kami” kata orang itu,
“kemana?” tanya ilham,
“jangan banyak tanya” balas orang itu,
Kami pun dibawa ke sebuah bangunan besar yang sudah tua yang dikelilingi oleh hutan – hutan rimba,
“kami membawa 3 orang bocah yang katanya kabur dari penjara” kata salah satu orang,
“kemari kalian!” kata seseorang bertubuh tegap,
“apa benar yang dikatakannya?” lanjutnya,
“iya” kata ilham,
“oh.. ternyata itu kau ilham, aku tidak heran kau bisa keluar dari sana dan pastinya kau akan selamatkan saudari kembarmu, lalu siapa anak ini?” tanyanya ke ilham sambil menunjukku,
“hmm.. dia temanku” jawab ilham,
“baiklah” katanya,
dia pun berbisik kepada orang yang ada disampingnya,
“ayo ikut aku!” kata orang yang dibisiki itu,
“kalian pergilah aku mau berbicara dengannya dulu” kata ilham,
Aku dan widya pun pergi mengikuti orang tadi,
“mau kemana kita?” tanyaku,
“ke tempat dimana semua orang berkumpul” jawab orang itu,
Kami pun berjalan menyusuri lorong – lorong sempit, tak jarang kami bertemu orang yang berjalan ke arah yang berlawanan,
“kau masuk kesana!” katanya mendorongku,
“mau kemanakan widya?” tanyaku,
“wanita di tempat lain” katanya,
Aku pun masuk ke sebuah lorong yang gelap, aku pun mulai berjalan dengan hati – hati, dari kejauhan terlihat cahaya aku pun mendekatikanya, tampak sebuah ruangan dengan beberapa orang yang bekerja di komputer, sedangkan di dekat pintu ada 2 penjaga robot, mereka pun sadar aku ada di depan pintu dan mereka melihat ke arahku, dari wajah mereka tampak wajah – wajah lelah seperti tidak pernah berhenti bekerja, aku pun melihat salah seorang diantara mereka dan orang itu langsung berwajah cemas dan menggeleng gelengkan kepala, aku pun menatap satu persatu mereka dengan wajah dan gelengan yang sama, aku pun masuk dan tiba – tiba aku merasa ada yang aneh, aku pun melihat ke belakang dan tidak ada sedikitpun lorong tempat aku berjalan tadi semua ruangan ini tertutup rapat oleh tembok, hanya ventilasi kecil di langit – langit dan kamera pengintai dari berbagai sudut,
“ayo nak!” kata orang yang berkaca mata,
“tempat apa ini?” tanyaku,
“ini adalah tempat kita akan bekerja” jawabnya,
“apa maksudnya kita?” tanyaku lagi,
“ya kita, kami dan kau” jawabnya lagi,
“mereka memperkerjakan aku?” tanyaku,
“hmm, ayo nak ini komputermu” katanya,
“bisa apa aku? Aku tidak bisa bekerja apa – apa” balasku,
“baiklah akan aku ajari” katanya,
Terdengar suara bisik – bisik dan aku sedikit mendengarnya,
“ternyata dia tidak tahu apa - apa” kata seseorang disana,
“bukankan dia punya sesuatu yang istimewa?” kata orang – orang itu,
Setelah cukup lama aku di dalam ruangan, aku pun bertanya pada robot – robot penjaga,
“robot penjaga, boleh aku keluar dan bertemu ilham serta widya?” tanyaku,
“tidak ada yang boleh keluar dari sini!” jawabnya,
“hei nak ayo kemari kita makan dan istirahat dulu” kata orang berkaca mata tadi yang namanya riko,
Aku pun kesana dan setelah makanan kami habis tiba – tiba semua lampu padam yang bersinar hanyalah sebuah lilin kecil yang ada di sudut ruangan,
“hei nak kemari!” kata pak riko,
“iya pak” kataku,
“jangan terkecoh dengan tampang kami, kami ini masih muda tapi karena sudah lama didalam sini kami pun seperti tampak tua dan pucat” jelasnya,
“baiklah aku panggil kalian kak saja” kataku,
“sudahlah beri tahu dia, jarang sekali kesempatan seperti ini” kata kak roni,
“ada apa? Apa yang ingin kalian beri tahukan?” tanyaku,
“kami sudah memberimu kode supaya kau pergi dari sini saat kau datang kesini..” kata kak roni,
aku pun mengingat jelas saat itu saat mereka menggelengkan kepala,
“kau disini di perkerjakan untuk menyelesaikan proyek robot penyerang” lanjutnya,
“robot penyerang?” kataku bingung,
“iya, robot – robot canggih yang akan menyerang apa dan siapa pun sesuai kehendak si pemilik, dan kau harus selesaikan robot penyerang itu dalam 1 bulan” jelasnya,
“aku yang menyelesaikannya? Bisa apa aku? Bukankah kalian yang bekerja disini?” tanyaku,
“iya tentu kau yang paling inti sedangkan kami hanya membantu, kau akan tahu setelah beberapa hari disini dan untuk mencegah robot itu tercipta kau harus pergi dari sini” katanya,
“itu tidak mudah” kata kak adit,
“apa maksudmu kak?” tanyaku,
“jangan panggil aku kak, aku ini seumuran denganmu, ....maksudku kita butuh sebuah program khusus yang akan mengambil alih sistem dan merekayasa sistem yang ada disini dan itu butuh waktu setidaknya sebulan untuk itu” kata adit,
“baiklah aku tidak akan memanggilmu kak, lalu bagaimana?” tanyaku,
“kita usahakan secepat mungkin dan secepat mungkin juga kita harus sudah tampak tertidur atau mereka akan curiga, ayo! Ayo!” kata kak riko,
Kami pun langsung memposisikan diri untuk tidur tapi aku masih terpikir tentang rencana ini dan yang menjadi pertanyaanku adalah siapa ilham dan saudaranya itu? Bagaimana keadaan mereka? Apa mereka juga sepertiku?
Besok harinya aku terbangun tapi orang – orang yang bersamaku hilang, hanya aku sendiri di ruangan ini, tapi aku langsung menuju tempat kerja dan menyelesaikan programnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar