Selasa, 11 April 2017

CHIP ROBOT (PART III)

Aku terbaring diatas sebuah kasur lantai yang sedikit koyak, perlahan aku buka mataku, lalu bangun dengan perlahan sambil menahan sakit di tanganku ah..ah..aw..  dan terlihat seorang kakek tua sedang duduk di samping riski yang masih terpejam,
“ kakek? Bagaimana keadaan riski?”tanyaku sambil memegangi tanganku yang di balut kain perban,
“sudah bangun rupanya, dia baik – baik saja hanya perlu istirahat, kamu juga perlu istirahat jangan terlalu banyak bergerak agar luka tembak di tanganmu itu cepat sembuh” jelasnya aku hanya menganggukan kepala,
“kakek mau ke ladang dulu jangan di ganggu dulu dia” lanjutnya lalu pergi keluar,
Sudah sejak kemarin aku di tempat ini, aku terus saja berpikir tentang nasib kakakku disana entah bagaimana nasibnya aku pun meneteskan air mata, dan aku juga dengar bahwa tentara robot pemberontak sudah menyerang ke perbatasan ibukota...
“ah..sakitnya badanku”aku tiba – tiba terkejut mendengar suara itu,
“riski?” kataku pelan,
“refi, dimana kita? Kenapa kita ada disini? Dimana preman itu?”tanyanya sambil bangun untuk duduk,
“sebaiknya kamu istirahat dulu, biar aku ceritakan”jelasku,
“begini.. kamu di pukul dengan tongkat saat kau memangku dogbot, lalu kau pingsan..”
“aku tahu, saat itu kau berteriak lalu bukk.. aku tidak ingat apa pun lagi”katanya memotong ceritaku,
“kau mau dengar ceritanya tidak?”tanyaku kesal,
“iya iya maaf”jawabnya,
“baiklah, lalu aku berusaha untuk menolongmu tetapi aku tertembak di bagian lenganku aku pun terjatuh tak berdaya dan mereka mengambil chip itu dari sakumu lalu aku melihat seorang kakek yang mirip dengan kaki tangan pemberontak yang aku lihat di penjara dan aku juga tidak ingat lagi kejadian seterusnya”ceritaku terhenti lalu aku minum segelas air yang ada di sampingku,
“sebenarnya kakek itu adalah ayah dari orang itu”aku melihat raut wajah riski terkejut dan sedikit rasa takut,
“tapi dia menyelamatkan kita dan sekarang kita di rumahnya dan aku dengar pasukan robot pemberontak itu telah sampai di perbatasan ibukota”lanjutku,
“bagaimana kau bisa percaya dengan orang itu? Bagaimana keadaan kakakmu? Dan apa yang harus kita lakukan..hmm.. aku ingat kita pergi ke rumahku di desa ini.. ayo!!”katanya begitu bersemangat dan langsung berdiri,
“ta..ta..tapi...”aku bangun untuk mencegahnya,
“ayolah”dia menarik tangan kiriku,
“lepaskan tanganku!!”kataku setengah berteriak riski langsung melepaskan tanganku,
“ah..ah..aw.. dengarkan aku!”kataku sambil berusaha berdiri riski hanya terdiam melihatku,
“kita tidak bisa keluar dari rumah ini saat ini, di luar sana masih berbahaya lagi pula kau perlu banyak istirahat dan kita juga tidak bisa melawan mereka saat ini”lanjutku,
“maka dari itu kita ke rumahku dan merencanakan sesuatu untuk mengalahkan mereka”katanya dengan nada yang mulai meninggi,
“kita bukan pahlawan atau pun jagoan! Lagi pula kau belum sembuh total dan aku juga sama”balasku riski terlihat terkejut mendengar perkataanku,
“aku tak peduli aku seorang pahlawan, jagoan atau apalah namanya yang aku peduli hanya keluarga dan negara ini damai kembali, aku tidak akan tinggal diam walau bagaimana pun keadaannya”timpanya,
Perdebatan kami pun semakin panas sampai datangnya kakek itu,
“ada apa ini?” kakek itu tampak terkejut melihat percekcokan kami,
“baik, jika kau tidak mau aku sendiri yang akan menghadapinya lagi pula aku tidak membutuhkanmu”kata riski sambil pergi keluar meninggalkan rumah si kakek,
“hei..nak tunggu, mau kemana kau?”kakek itu berusaha mengejar riski tapi riski sudah menghilang dengan cepat,
“sebenarnya ada apa kalian? Kenapa bisa sampai ribut seperti itu?”tanyanya padaku,
“dia tidak mau mendengarkanku, aku melarangnya untuk pergi kerumahnya di dekat sini karena dia belum sembuh total aku khawatir padanya tapi dia memang keras kepala”jelasku,
“kakek tahu ke khawatiranmu tapi bukan dengan cara itu kau melarangnya lagi pula dia sahabatmu dan mungkin dia mengkhawatirkan keluarganya, walaupun memang dia belum sembuh”jelasnya,
“tapi kek..”,
“sudah..sudah biar kakek akan mencari dia, kamu diam di rumah ya”katanya memotong kata kataku lalu dia bergegas pergi dan mengunci pintu,
“dasar riski! Aku tahu dia itu mencemaskan keluarganya memangnya aku tidak cemas apa dengan kakakku, lagi pula keluarganya masih aman ada di pusat ibukota”kataku mengomel sendiri,
“tapi aku akui dia memang sangat bersemangat tapi ah... ”kata – kataku kesal,
Setelah seharian menunggu kakek itu pun datang,
“dimana riski kek? Apa kakek menemukannya?”tanyaku pada kakek,
“tidak, kakek tidak berhasil menemukannya tapi kakek sudah sampaikan pada warga untuk memberitahukannya jika ketemu”jelasnya,
Aku tertunduk lesu dan mulai menyesali perkataanku sendiri,
“seandainya ada yang bisa menemaniku saat ini” kataku dan aku langsung terkejut dan teringat dengan roof robotku,
“kek? Apa kakek saat menolongku melihat robot?”,
“iya, kakek melihat 2 robot saat itu, tapi salah satunya melarikan diri kedalam hutan dan kakek hanya membawa robot yang sepertinya rusak”jelasnya,
“mana kek?”tanyaku,
“tunggu.. ini”katanya sembari menyerahkannya padaku
“dogbot?.. robot ini punya riski kek, kemana kau roof?”aku mulai menyesali semuanya,
“apa kakek punya peralatan elektronik?”tanyaku sambil berpikir untuk memperbaiki dogbot,
“iya ada, untuk apa?”jawabnya,
“boleh aku pinjam? Aku ingin memperbaiki robot ini nanti malam”kataku,
“ya boleh, nanti kakek siapkan”,
Malam harinya aku benar – benar memperbaiki dogbot dengan alat seadanya, tak lupa aku tambahkan 2 tembakan di kanan dan kirinya walaupun beberapa kali sempat gagal tapi akhirnya aku berhasil memperbaikinya,
Tok tok tok, suara pintu tiba – tiba terdengar, aku langsung terpikir itu riski,
“biar kakek yang bukakan”kata si kakek,
Terlihat sekelompok orang di luar sana,
“kakek.. aku melihat seorang anak keluar dari sebuah rumah dan pergi menuju hutan WF2”kata salah satu orang itu, aku pun bangkit dan menyambangi mereka,
“apa anak itu berbadan tinggi, berkulit sawo matang, dan berbaju biru?”tanyaku yang menghampiri,
“iya”katanya,
“itu riski, dia pasti pergi ke ibukota sendirian”kataku yang membuat semua orang riuh,
“aku akan pergi ke sana sekarang juga”kataku,
“tunggu nak kau tidak bisa pergi begitu saja, ini masih malam, lagi pula kau butuh rencana”kata orang itu lagi,
“iya tapi aku harus segera ke sana malam ini juga”kataku sambil bergegas pergi untuk bersiap - siap,
“tunggu nak”kata si kakek, aku menoleh,
“kakek akan ikut denganmu”lanjutnya, aku terkejut dan langsung membalasnya,
“tidak kek, biar aku saja”,
“tidak, kakek akan ikut untuk menyelamatkan cucu kakek”balasnya lagi,
“cucu kakek ditawan?”tanyaku,
“entahlah, tapi kau tahu nak saat kemarin kakek meyelamatkanmu dan temanmu aku kira temanmu cucuku yang memang saat itu sedang bermain denganku disana.. bermain tentang pemberontak, jika kau heran kenapa aku tertawa saat itu karena aku memang sedang bermain dengannya aku terkejut kau tiba – tiba pingsan dan bercucuran darah dan temanku tergeletak di jalanan tadinya aku kira dia cucuku tapi setelah aku lihat lebih jelas lagi dia bukanlah cucuku, maka dari itu kakek juga ingin kesana”jelasnya panjang lebar,
“jadi kakek mengira riski itu cucu kakek?”tanyaku lagi,
“iya, karena dia mirip sekali dengannya”jawab kakek itu,
“kami akan ikut”timpa orang – orang yang berada di luar,
Aku mengangguk tanda setuju,
“mari kita rencanakan siasat” kata seseorang di antara mereka,
Kami pun berdiskusi merencanakan penyerangan dan segera berangkat setelahnya, dengan peralatan seadanya kami pun pergi dengan menumpang sebuah mobil pengangkut barang yang atasnya sengaja kami pasang terpal agar seolah – olah terlihat sebagai mobil pengangkut barang biasa, 10 orang di dalam truk sambil mempersiapkan senjata, kebetulan kakek itu membawa serta sapu tangan kakakku.
Ditengah perjalanan di dekat hutan WF2  4 buah flying tanksedang terparkir tepat di tengah jalan dan menghalangi mobil yang akan melaju dan terdengar suara kendaraan lebih banyak ke arah sebaliknya, aku pun mendengar pembicaraan antara sopir dan seseorang di luar sana,
“permisi pak sopir, sebaiknya anda berputar arah”kata orang itu,
“ada apa memangnya? Kenapa jalan ini di blokir?”tanya sopir kami,
“kami dari aliansi perdamaian akan menyerang ibukota yang sudah di duduki”jelasnya,
“apa? Ibukota sudah di duduki?”si sopir terkejut begitu juga dengan kami yang bersembunyi di belakang,
“iya kami mendapat laporan bahwa ibukota sudah di duduki 1 jam yang lalu...”,
“tunggu..”kataku sambil membuka terpal dan melompat keluar diikuti semua orang di dalam mobil,
orang itu tampak sedang menodongkan senjata kepadaku,
“tunggu.. kami bukan kelompok pemberontak, kami juga bermaksud meyerang mereka pagi ini”kataku menjelaskan,
“sepertinya kita kedatangan teman, tapi sepertinya kita kita harus berdiskusi dulu”katanya sambil memanggil yang lain,
“jumlah kita hanya ada 25 orang tapi kami punya 100 robot tempur droid yang siap digunakan, kita akan membaginya dalam 3 kelompok  masing masing 8 orang ada juga yang 9 orang dengan masing – masing 30 robot tempur, 10 robot sisanya akan membuat kekacauan di kota sedangkan kita akan menyerang markasnya”itu pembicaraan ketua mereka yang sekarang menjadi ketua kami juga dalam diskusi kami, kami pun setuju dan akan berusaha sebisa kami,
Pagi ini tampak mendung dengan kabut tipis, kami pun berangkat dengan 4 flying tanktempur yang ukurannya jauh lebih besar dari flying tankbiasanya yang hanya sebesar mobil, di tengah perjalanan 1 flying tankmemisahkan diri untuk pergi ke pusat kota cityhill ibu kota negara dan membuat kekacauan, sedangkan 3 sisanya bergerak kearah perbatasan hutan WF2 dimana markas para pemberontak itu berada, tapi sepertinya peperangan ini tidak akan mudah karena para pemberontak menyiapkan pasukan yang lebih besar yang menghadang, pertempuran dimulai kami pun segera keluar dari dalam flying tankdan mulai menyerangnya per kelompok, kelompokku yaitu kelompok 3 yang jumlahnya 9 orang pergi ke arah belakang di ikuti 30 robot tempur, 10 robot pun menyerang terlebih dulu,
“sepertinya setiap bagian tempat ini di jaga ketat”kataku,
“ya, kita harus sangat berhati – hati, apalagi jumlah dan peralatan kita yang tidak sebanding dengan mereka”kata seseorang di dekatku,
“jumlah bukan jaminan sebuah kemenangan”kata pemimpin kelompok,
“ya tapi jumlah dapat membantu memenangkan pertempuran”kataku, aku lihat semua orang disana menatapku,
“apa? Benarkan apa yang aku katakan?”tanyaku heran,
mereka pun langsung terfokus pada penyerangan,
“bergerak!!”seru pimpinan kelompok,
serentak semuanya keluar dari persembunyian membantu 10 robot yang meyerang terlebih dulu, Beberapa dari kami tertembak dan aku hanya bisa sesekali menembak karena lukaku belum sembuh dan sapu tangan perisai itu aku gunakan untuk melindungi diri,
“ayo! Masuk! Masuk!”kata pemimpin,
Kami masuk kedalam sebuah ruangan di depan kami tampak pasukan droid berjajar rapi dan siap menembak, adu tembak pun tak terelakan aku terus berusaha menembaki robot – robot itu aku tahan rasa sakit di tanganku,
“terus tembak!!”kata pemimpin,
Suara tembak menembak terus terdengar dan satu per satu robot berjatuhan dari pihak kami begitu pula di pihak mereka, tetapi jumlah mereka terus bertambah seiring bala bantuan yang mereka kirimkan dan beberapa orang di pihak kami tertembak,
“ini keadaan darurat”kata salah seorang di dekat pemimpin,

ketua, disini kami terdesak kami butuh bantuan, setengah pasukan telah tumbang,
siap ketua terima kasih.

Pemimpin kami berkomunikasi dengan ketua untuk meminta bantuan,
“bantuan akan segera datang! Tetap bertahan!!”serunya,
Bala bantuan pun datang kami berhasil memukul mundur robot pemberontak itu,
“maju!!”kata ketua, kami pun bergegas pergi ke dalam, dengan hati – hati kami bergerak cepat menyusuri lorong dan menembaki pasukan robot pemberontak yang datang,
“ayo kita ke penjara, kita bebaskan tahanan mereka dulu”kata ketua,
kami pun membebaskan tahanan di penjara,
“maaf, aku mau tanya apa kakakku ada disini?”tanyaku,
“kau anak itu?”kata seorang balik bertanya aku hanya menganggukan kepalaku,
“setelah saat itu kau pergi mereka membawa kakakmu tapi aku kira kau...”katanya sebelum terpotong olehku,
“mereka bawa kemana kakakku?”potong dan tanyaku,
“entahlah”katanya,
“ayo!! Cepat keluar Dari sini!”kata ketua,
para tahanan pun berbondong – bondong keluar,
“ketua! kita dalam kedaan terdesak”kata pemimpin kelompok,
“aku punya ide, kita terus maju sudutkan mereka ke arah sini”kataku,
“baiklah, maju semuanya! Terus menembak”seru ketua,
akhirnya mereka berhasil di kalahkan,
“bagus nak, darimana kau dapat ide itu?”kata ketua,
“aku pernah mengalaminya”kataku mereka tampak kebingungan,
“ketua! Kami temukan jalan ke aula tengah”kata pemimpin,
“ya, ayo bergerak!”kata ketua,
Kami segera bergerak ke aula, disana kami dapati kelompok 2 sedang menembaki droid kami segera membantunya,
“sepertinya kita menang”kata pemimpin kelompok,
“tetap berjaga – jaga, aku rasa ada yang aneh terjadi saat ini”kata ketua,
Tak berselang lama terdengar keras hentakan langkah robot dan sebuah pasukan besar dari semua lorong,
“kita dikepung”kata pemimpin,
“sepertinya begitu”kata ketua,
semua pasukan tampaknya ketakutan termasuk aku dengan rasa cemas aku kuatkan diriku walaupun aku tidak bisa mengelak dari apa yang akan di hadapi,
“sebelum mereka keluar, kita tembaki mereka terlebih dulu”kata ketua,
Kami pun bersiap menghadapi entah apa pun itu,
“tembak!!”kata ketua,
Kami langsung menembaki mereka walau belum terlihat wujudnya, tembakan seketika berhenti melihat robot – robot tangguh keluar,
“i..i..itu”kata pemimpin,
“tidak mungkin...”kata ketua,
Semua orang tampak tersengang melihat robot – robot itu, aku tidak mengerti kenapa mereka sampai tercengang – cengang melihat mereka aku pun mencoba bertanya,
“robot apa itu?”tanyaku kepada salah seorang di sebelahku,
“itu robot terbaru yang lebih canggih dari droid satu tembakannya akan membuat sesuatu hancur ”katanya,
“itu robot droid x, entah bagaimana mereka dapat membuatnya, padahal chip robot itu telah tersimpan rahasia bersama ketua kami yang beberapa hari ini tidak nampak”jelas orang satunya lagi,
“jangan – jangan ketua telah tertangkap dan berhasil mengambil chip itu”kata orang yang tadi,
“sepertinya begitu”balas satunya lagi,
“chip? Chip apa yang....ah..”kataku sebelum terhempas tembakan robot droid x itu,
“tembak!!”seru ketua dan beberapa orang lainnya,
“keadaan semakin mendesak ketua, tak ada jalan lain kecuali mundur”kata pemimpin,
“kalau kau mau mundur, mundurlah! Aku tetap disini”balas ketua
“tembakannya sangat kuat walau aku bersembunyi di balik tembok dan suaranya seperti bom”kataku mencoba bangkit dan menyingkirkan reruntuhan tembok yang menimpaku,
“inikah akhir dunia?”tanyaku,
“bukan, kita masih bisa memenangkan pertarungan ini asalkan ada chip yang satunya lagi”kata orang yang menjelaskan tadi,
“siapa nama ketua itu?”tanyaku,
“entahlah, dia tidak pernah memberitahukan namanya, tapi dia sering menceritakan seorang adiknya yang bernama refi”,
aku sontak tercengang, terkejut dan seolah tak percaya bahwa ketua pasukan aliansi perdamaian, aku pun teringat pesan kakak di video box saat itu, ada 2 chip yaitu yang jatuh ke tangan mereka dan chip yang di simpan di dalam roof,
“roof?”kataku pelan,
“apa?”tanyanya,
“chip itu ada dalam robotku roof”aku mencoba menjelaskan,
“dimana dia?”tanyanya,
“dia... roof? Roof? Apa itu kau roof?”kataku sambil melihat sebuah robot kecil berjalan ke arah kami,
“roof!! Itu benar – benar kau”kataku,
“apa itu robotnya?”kata orang itu tidak yakin,
“aku rindu padamu roof, cepat apa yang harus kita lakukan?”kataku,
“biarkan dia bertarunng..”katanya,
“ta....”,
“...dan jangan mencoba untuk mencegahnya”lanjutnya,
“baiklah, ayo roof bertarunglah dan kalahkan mereka”kataku pada roof,
aku tidak yakin roof akan mengalahkan mereka karena robot itu di rancang bukan untuk bertarung, Robotku pun mulai melaju perlahan dengan rodanya,
“hei, robot carilah chip disalah satu robot itu”teriak orang tadi,
Roof mulai bergerak sambil menghindari peluru bom yang bisa saja menghantamnya, roof  tiba – tiba berhenti di sebuah robot dan gerak geriknya mulai aneh, roof  pun mengeluarkan 2 pistol dari kanan dan kirinya dan mulai menembaki robot droid x itu,
“aku heran kenapa ada senjata di dalam roof padahal dia tidak dirancang seperti itu”kataku pelan,
“ayo kita bantu!”orang tadi, aku hanya mengangguk tanda jawaban ya,
“terus tembak!!”kata ketua,
suara tembakan terus berbunyi suara dentuman bom juga berbunyi tanpa di sangka salah satu tembakan pasukan pemberontak mengenai bagian atas tangan ketua, ketua pun bersembunyi dan kesakitan, aku datang dari arah belakang salah satu robot droid x, aku pun menembaki bagian belakangnya dan ternyata disanalah kelemahannya di bagian belakang, robot droid x itu langsung tersungkur dan rusak,
“ketua!!  kelemahan mereka ada di belakangnya!”teriakku ke ketua,
“kelompok 1 dan 3 alihkan perhatian mereka, kelompok 2 tembaki bagian belakang robot droid itu”seru sang ketua, semua kelompok bergerak cepat,
Ah..suara teriakan terdengar kembali pemimpin kelompok tertembak di bagian perutnya,
“refi!! Ambil alih kelompok 3!”teriak pemimpin,
aku tidak bisa melihatnya ada di sebelah mana tiba – tiba suara dentuman bom terdengar bersamaan dengan suara teriakan pemimpin kelompok aku ingin segera menghampirinya tetapi disana terlalu banyak pasukan pemberontak, dari arah lain ku lihat roof sudah kehabiasan dayanya dan mulai melemah walau pun memang robot droid itu sudah mulai rusak, roof  terus melemah dan akhirnya kehabisan daya
“tidak..roof...!!”teriakku menghampiri roof dan mencoba menggunakan tamengku untuk menghalangi tembakan tetapi aku dan tamengku terhempas ke belakang karena tembakannya,
si robot droid itu terus menembaki roof dengan membabi buta robotku itu pun hancur berkeping – keping sedangkan si robot jatuh karena sudah banyak sekali kerusakan secara serentak robot – robot droid x yang lain juga mulai berjatuhan,
“roof..tidak..tidak!!!”teriakku sambil memegangi potongan dan roof,
“sepertinya mereka mundur”kata ketua yang menghampiriku,
“ayo, bangunlah”lanjutnya,
“kita berhasil?”tanyaku, tiba – tiba,
“jangan senang dulu kalian”kata seseorang yang dari arah yang tak terduga sambil membawa seseorang yang di todong dengan pisau dan juga membawa beberapa pasukan dan aku lihat 2 orang yang saat itu ke penjara dan preman yang di jalan saat itu,
“kak panji??!!”teriakku,
“ketua??!”kata si ketua pasukan yang ada di sampingku,
“menyerahlah kalian atau orang ini ku bunuh”katanya sambil terus mendekatkan pisau ke leher kak panji,
“jangan dengarkan dia”kata kak panji,
“diam kau!!”teriaknya sambil menggesekan pisau ke leher kak panji sampai terluka,
Semua pasukan kami langsung angkat tangan dan menjatuhkan senjata termasuk aku, sedangkan robot kami yang tersisa di bawa oleh mereka, mereka juga menodongkan senjata ke arah kami dan mengepung kami, aku tidak bisa berpikir apapun di suasana yang genting seperti ini ketua yang berada di sampingku juga tampaknya pasrah,
“lepaskan dia!!”kata seseorang dari arah belakang pemimpin pemberontak itu dan menembaknya kak panji pun terlepas,
dia adalah riski dan beberapa robotnya, semua kembali mengambil senjatanya dan berbalik menodongkan senjata dan mereka angkat tangan dan meyerah,
Tembok – tembok berlubang dan hampir roboh, atap juga sama berlubang, air hujan pun turun dan membasahi tempat ini, semua pasukan tergeletak dimana – mana dan sedang di bawa satu per satu dalam keadaan hujan, si kakek bisa kembali bersama cucunya dan aku juga sangat senang melihat kakakku aku tidak ingin menayakan apapun padanya karena semuanya sudah jelas dia adalah ketua aliansi perdamaian sedangkan riski kembali bersahabat denganku dan menyadari kesalahan masing – masing, aku juga menceritakan apa yang aku tahu padanya, dogbot yang belum selesai total aku perbaiki aku serahkan kembali pada riski, aku juga berencana membuat robot roof versi keduanya yang lebih canggih.
Kedamaian kembali datang dan semua orang bersorak senang menyambutnya dan mulai saat itu perdamaian harus tetap terjaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar