Rabu, 13 Mei 2015

Cintaku Milik Sahabatku

Cintaku Milik Sahabatku
Hari ini cuaca mendung, sudah sejak tadi aku menatap keluar jendela memandangi hujan pagi yang gerimis, halaman pun penuh dengan genangan air, ku lihat air masih mengucur dari pepohonan dan menetes di dedaunan depan rumahku, aku hanya menatap satu per satu air yang jatuh dari dedaunan itu dengan bosan, suara gemercik air memekakan telingaku, hujan pun kembali turun, angin dingin mulai menghembus memasuki celah ventilasi, dan sampai ke kulitku. Diantara keributan hujan dan dinginnya udara ku lihat samar-samar seorang gadis di depan rumahku, ia berjalan dengan payung warna-warni dengan bermotifkan bunga-bunga, ia menoleh ke arah jendela aku pun menatapnya, kemudian ia tersenyum manis kepadaku aku pun membalasnya dengan senyuman, jantungku berdetak kencang, maklum jarang-jarang ada gadis manis yang tak ku kenal tersenyum kepadaku. kemudian ia berlalu pergi dengan langkah yang agak cepat
“siapa dia?” tanyaku dalam hati, aku tak bisa melupakan gadis manis berkulit putih itu.

ADD ME PLEASE !!!

ADD ME PLEASE !!!
 “Ini hari yang cukup cerah untuk aku berjalan – jalan”, pikirku sambil melihat ke langit – langit “tunggu dulu, aku seharusnya keluar untuk melihat cuacanya” kataku yang baru sadar dari khayalan ternyata cuaca di luar tak secerah yang ku bayangkan
“aku berbaring lagi ahh..” aku kembali merebahkan badanku diatas sofa di tengah rumah,
“Adit! Adit!”, tiba – tiba aku terperanjat saat ada orang yang memanggil namaku
“itu pasti ibu” pikirku, aku pun datang menghampiri ibu yang sedang di dapur,
“iya bu ada apa?” tanyaku,
“apanya yang ada apa?” kata ibuku balik bertanya, aku kaget dan heran
“bukannya tadi ibu panggil aku?”,
“kapan?”,
“ayolah bu jangan bercanda”,
“untuk apa ibu bercanda”,
 “sudahlah bu aku jadi bingung”, aku pergi meninggalkan dapur, ibu tampak keheranan melihat tingkahku, sejujurnya aku juga heran bukannya itu tadi yang panggil aku?,

CHIP ROBOT (PART II)

CHIP ROBOT PART II
 Aku terkejut saat melihat sepatu yang nampak baru berwarna coklat itu pikirku langsung melayang dan berpikir itu adalah sepatu kakakku yang pernah ditunjukannya,
hei, sepatu apa maksudmu? ” tanyanya mengejutkanku,
“itu sepatu yang sama dengan milik kakak” jawabku sepontan,
kakak siapa? Memangnya siapa kakakmu?” tanyanya dengan sedikit ragu,
“kakakku panji” jawabku tertunduk lesu,
“refi? Apa kau refi?”tanyanya sambil keluar dari sudut yang gelap itu lalu membuka topengnya,
“kakak? Kenapa kakak bisa tertangkap? Aku senang bertemu dengan kakak” kataku sambil memeluknya,
“apa yang terjadi denganmu? Bagaimana bisa kau bertahan berjam – jam di portland dan..dan bagaimana dengan chip itu?”,
“aku dengan riski sembunyi di bawah tanah, chip itu ada di riski dan sekarang dia entah dimana, kakak sendiri kenapa tertangkap?” tanyaku,
“aduh.. kacau jika mereka berhasil mendapatkannya maka seluruh dunia akan di bawah kekuasaan pemberontak itu, ada hal yang harus...”,

Selasa, 28 April 2015

CHIP ROBOT (PART I)

CHIP ROBOT PART I

Malam ini aku berjalan menyusuri sepanjang trotoar, di balik kelamnya ternyata menyimpan banyak pesona, jarang jarang aku bepergian malam hari, ya aku sedang berjalan pulang ke rumah setelah tadi aku ke rumah temanku, sebenarnya aku sedikit takut berpergian malam hari karena akhir – akhir ini ada pemberontakan di beberapa kota tetangga tapi apa daya aku harus menemui temanku yang memerlukan bantuanku, baru saja aku membuka pintu aku melihat kakak sedang duduk diatas sofa dan memajang sepatu kulit barunya yang berwarna coklat di atas kursi sambil tiduran dan menonton TV,
 “dari mana saja kamu?” tanyanya langsung menyapa,
 “dari rumah teman” jawabku,
“kalau main jangan sampai larut kayak gini” lanjutnya,
“iya iya aku juga jarang ke luar kalau tidak ada kepentingan” jawabku santai,
“lalu untuk apa kamu ke rumah temanmu? Ada kepentingan apa?” tanyanya mengejutkanku,
“dia nunjukin sesuatu yang katanya tidak bisa di tunggu tunggu” jawabku,